INI LHO WAJAHKU!Saya dan sesama guru kelas 6 tadi siang mengikuti penjelasan UASBN. UASBN adalah kepanjangan dari Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional. Kami menerima penjelasan tentang cara mengisi LJK. Kekhawatiran semua pihak termasuk guru – guru kelas 6 tadi siang tertuju pada kesalahan dalam mengisi LJK komputer.
Praktek mengisi LJK diberikan Primagama sebagai pihak yang bertanggungjawab pada try out UASBN Kota Semarang. Kami mengisi LJK seperti layaknya ujian. Waktu 5 menit untuk mengisi nama, nomor tes, kode soal dan jawaban soal nomor 1- 15. Waktu selesai LJK dikumpulkan dan dikoreksi. Tutor mengumumkan hasil ujian kami. Semua kaget, karena guru salah isi LJK bahkan ada beberapa orang yang jawabannya tidak muncul dan error.
Selanjutnya pihak Primagama mewanti – wanti guru untuk serius melatih anak didiknya dalam mengisi LJK. Setelah dianalisis kesalahan kami muncul dari kepanikan dalam mengisi LJK. Hal ini menunjukkan bahwa guru sebagai orang dewasa bisa panik dalammengisi LJK. Apalagi anak didiknya yang masih labil perasaannya.
Saya sebagai guru dan bekas siswa yang pernah merasakan penyiksaan dalam mengisi LJK tidak setuju jika UASBN SD dilaksanakan. Karena pengalaman saya pada saat mengerjakan soal adalah panik yang berlebihan. Mungkin ada yang tidak,tapi saya yakin jumlahnya lebih sedikit daripada yang nervous.
Penelitian menunjukkan bahwa nervous dapat berakibat terganggunya neuron – neuron sensorik otak yang menimbulkan stress dan terhambatnya aliran darah ke otak. Tentu daya ingat siswa juga menurun dan kemampuan berfikir terganggu. Apalagi pada orang yang tidak sehat. Dampaknya tentu lebih besar. Jadi UASBN bagi saya adalah pemerkosaan hak anak untuk berfikir.
Dalam wacana sekolah gratis dan wajar 9 tahun tentu kita sadar bahwa UASBN merupakan salah satu pengganjal. Yang lemah harus menerima???
ARSIP GURU SD 
Cara mengHitamkan LJK yg benar sPerti apa?
Posted by lira | 10 Maret 2008, 02.00 +07:00MarAssalamu’alaikum,
Kebetulan saya sedang mempelajari tentang Psikologi Anak, jadi baru kali ini saya mendapat informasi dari blog ini bahwa posting ini menarik untuk menjadi kajian. Apakah pihak Depdiknas mengabaikan masalah ini? Bukankah anak-anak generasi bangsa ini akan jauh lebih baik jika saja diberi kesempatan dengan memanfaatkan hak-hak anak untuk berkembang seoptimal mungkin? Saya justru menyayangkan sekali bahwa negara kita memiliki pemimpin yang “sengaja” membuat aturan yang jelas-jelas merugikan bangsa dan negaranya sendiri. Sangat memprihatinkan. Modal utama negara adalah warganya memiliki jiwa yang sehat lahir dan batin, sehingga bisa membuat aturan pun dilakukan dengan akal dan pikiran yang sehat. Selama ini yang terjadi hanya slogan, bicara wacana, membaca teori, tapi tidak pernah mempraktekkannya.
Wassalam
Marinki
Jawaban: Harus ada solusi untuk memperbaiki
Posted by marinki | 2 April 2009, 02.00 +07:00Aprsaya sebagai guru sangat faham dengan kondisi UASBN saat ini. boleh-boleh saja UASBN ditiadakan, evaluasi pendidikan dilaksanakan dengan mempebaharui tehnik dan metodenya. hasil evaluasi tetap harus mendukung tercapainya tujuan.materi evaluasi hendaknya mewakili evaluasi terhadap siswa,guru dan program itu sendiri. evaluasi menjadikan siswa senang dan gembira tanpa ada tekanan dan jadikan evaluasi bagian utuh dari belajar.
Posted by Harjanti Dwijoyuwono,M.Pd | 21 Februari 2010, 02.00 +07:00FebKalo mw ujian pensil+penghapus yg bagus merek apa ? Gimana biar ga lewat daria lingkaran atau kotak
Posted by Chpristy | 16 Maret 2010, 02.00 +07:00MarSy mau setuju apa nggak, ya,,,meskipun UASBN itu bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan proses belajar – mengajar secara nasional, sehingga dapat dijadikan bahan perencanaan sistem dan materi pendidikan ke depan, Walaupun hasil UASBN bukan satu-satunya acuan untuk syarat kelulusan siswa , UASBN dapat digunakan oleh siswa untuk mengevaluasi kemampuan diri. Walaupun antisipasi terhadap kecelakaan – kecelakaan teknis bisa diatasi dengan tidak sulit. Walaupun UASBN dapat dijadikan standard nasional yang perlu dimiliki oleh sebuah negara……Tapi enaknya saya NGGAK setuju aja, Nanti jadi ketahuan, deh kalau sekolah yang saya kelola ditangani oleh orang – orang nggak becus. Tapi sebaiknya saya setuju saja, deh….Wah…bingung aku, kaya’ orang plin-plan. wkwkwkwkwkwkwkwkk
Posted by s diar | 6 Maret 2014, 02.00 +07:00Mar